5 Tradisi Unik Berbagai Daerah Saat Musim Panen

November 11, 2019

Indonesia dikenal dengan keanekaragaman adat dan budayanya. Salah satunya adalah tradisi memasuki musim panen yang dilakukan di berbagai daerah.

Bentuknya bermacam-macam, ada yang melakukan penyembelihan hewan, arak-arakan keliling kampung atau kota dengan membawa berbagai macam hasil panen.

Seperti apa ya tradisi yang ada di daerah-daerah ini? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Tradisi Apitan adalah tradisi memasuki musim panen di daerah Grobogan

Barong Ider Bumi, Tradisi Budaya dan Atraksi Menarik di Banyuwangi
Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Kandangrejo, Grobogan, Jawa Tengah. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya hasil panen.

Tradisi apitan dilaksanakan setiap bulan Dzulqo’dah (Hijriyah) atau dalam bulan jawa dikenal dengan nama bulan Selo atau apit.

Sebagai syaratnya, sebanyak 21 kerbau akan disembelih saat acara apitan dilangsungkan. Mengapa kerbau yang dipilih? Pasalnya, kerbau melambangkan kesuburan dan para petani menggunakan kerbau untuk membajak sawah.

Tradisi Penti dari Flores
Menyembelih hewan kurban seperti ayam di rumah utama adalah tanda dari pembukaan upacara penti.

Setelah menyembelih hewan kurban, warga akan menyaksikan berbagai tarian dan nyanyian sampai sore hari.

Lalu saat matahari mulai tenggelam, para pemuka adat akan menyembelih dua ekor babi. Masyarakat Flores percaya, ketika hari mulai gelap roh para leluhur akan datang dan ikut berpesta bersama warga lainnya.

Upacara Gebreg di Yogjakarta
Salah satu ciri yang menonjol dari upacara gebreg adalah adanya gunungan yang terbuat dari berbagai hasil panen para petani, mulai dari buah-buahan, sayuran, hingga jajanan pasar.

Masyarakat Yogjakarta percaya, siapa yang berhasil mendapatkan gunungan maka hidupnya akan mendapatkan keberkahan.

Maka dari itu, gunungan sangat dinantikan saat upacara gebreg dilangsungkan. Setiap warga yang hadir akan berebut untuk mendapat bagian dari gunungan.

Nyadran Pepunden dari Temanggung
Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sedangkan Sraddha berarti keyakinan. Di kalangan orang Jawa, nyadran bukanlah hal asing karena banyak dari berbagai daerah di jawa yang melakukan tradisi ini.

Hal yang membedakan antara nyadran di desa Tahab, Temanggung ini adalah berupa sesaji yang dibawa berupa tenong dan nasi tumpeng yang dibawa ke makam para leluhur.

Disana, warga akan berdoa untuk leluhur dan mengungkap rasa syukur akan hasil panen yang melimpah.

Tradisi Naik Dango dari Suku Dayak
Tradisi naik dango dilakukan oleh masyarakat suku dayak, khususnya Dayak Kanayatn. Pada ritual dango, padi yang masih dalam tangkai akan diserahkan kepada petinggi adat yang selanjutnya akan dimaksukkan ke dalam lumbung atau dango.

Selain menyerahkan padi, akan ada pertunjukkan tarian, nyanyian, dan acara makan bersama sebagai ungkapan rasa syukur suku dayak kepada Nek Jubata (Sang Pencipta).

Demikian 5 tradisi memasuki musim panen dari berbagai daerah di Indonesia. Apakah didaerah Anda juga ada tradisi serupa?

Sumber: tandaseru.id

This post have 0 komentar


:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100

Next article Next Post
Previous article Previous Post